BAB
3
LANDASAN
TEORI
3.1. Pengertian Preventive Maintenance
Preventive
maintenance merupakan salah satu faktor pendukung bagi kelangsungan proses
produksi. Dengan kata lain preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
dan perawatan. Preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya yang
sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk
dalam golongan unit kritis.
Preventive maintenance adalah
pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau
terhadap kriteria lain yang diuraikan dan dimaksudkan untuk mengurangi
kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima (Corder
1992)
Kegiatan Preventive merupakan
rangkaian aktifitas yang bersifat pemeriksaan atau inspeksi yang dilakukan
secara berkala dengan tujuan mencegah terjadinya kegagalan fungsi atau
kerusakan pada mesin. Kegagalan fungsi atau kerusakan tersebut mengakibatkan
adanya gangguan terhadap proses produksi atau operasional suatu kegiatan usaha.
Perawatan preventive bertujuan untuk membangun sistem agar kerusakan potensial,
pergantian dan perbaikan mesin dapat dicegah. (Hadoko 1984)
Prinsip utama dari preventive maintenance
adalah perawatan, perawatan mengenai mesin-mesin produksi dan peralatan produksi
lainnya. Didalam pelaksanaan preventive maintenance meliputi perawatan dan
perbaikan, akuratnya perawatan dan perbaikan
yang diberikan tercapai sesuai dengan yang yang diharapkan antara lain meliputi:
1. Pengecekan atau Pemeriksaan
Pengecekan alat produksi
dilakukan secara rutin setiap hari bertunut-turut Pengecekan dilakukan di pagi
hari di saat alat-alat produksi dalam keadaan stanbay atau sebelum bekerja
2. Perbaikan
Perbaikan dilakukan jika terdapat alat-alat produksi yang nusak.
Perbaikan biasanya dilakukan sesudah masalah berada dengan pencegahan yang
dilakukan sebelum alat rusak.
3. Penggantian
Penggantian
dilakukan pada alat yang tidak bisa dipakai lagi (rusak), mengganti dengan yang
baru adalah jalan terakhir, jika alat tersebut tidak bisa diperbaiki lagi.
3.2.
Sarana Preventive
Maintenance
Kegiatan maintenance yang dilakukan
dalam suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu Preventive
Maintenance dan Corrective Maintenance. Antara
lain:
1.
Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan
fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi sedang
berjalan.
2.
Corrective
Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan (Trouble) sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan ini
sering disebut sebagai reparasi atau perbaikan. Jadi dalam hal ini kegiatan maintenance
sifatnya menunggu sampai kerusakan teriadi, baru kemudian diperbaiki. Maksud
dari kegiatan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau perawatan tersebut dapat
dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi berjalan lancar
kembali.
Secara pintas
dapat dilihat bahwa Preventive Maintenance lebih murah biayanya dari pada
corective maintenance. Untuk mesin-mesin produksi yang mahal, terbukti
preventive maintenance lebih menguntungkan dari corrective maintenance
(Ansauri, 1999)
3.3.
Tujuan Preventive
Maintenance
Semua
mesin pada dasarnya memerlukan pemeliharaan yang sama. Dalam operasi pada
umumnya pekerja yang utama yang harus dilakukan adalah membutuhkan dan
mengganti bagian-bagian yang sudah rusak. oleh karenanya, sangat di inginkan
bahwa alat yang cocok itu disediakan (stok godang)
Prosudur
pemeliharaan dapat dikelompokan menjadi 4 bagian yaitu Pembersihan, Penyetelan,
Perbaikan dan penggantian. Sifat dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk
melaksanakan prosedur ini tergantung pada system pemeliharaan yang dipakai
sehubungan dengan dua prosedur yang terakhir. Dalam industri besar, perbaikan
bagian alat yang rusak didalam industri besar itu sendiri biasanya akan
menghemat biaya dan waktu.
Tujuan
dan Pentingnya perawatan adalah menjaga proses produksi agar bejalan dalam
kondisi optimum. optimum disini berarti dapat memenuhi permintaan yang diterima dengan
memperhatikan estimasi biaya yang diperlukan. (Nasution
2005)
3.4. Tugas-Tugas
dari Maintenance
Tugas-tugas
dari maintenance dapat digolongkan dalam 5 (lima) tugas pokok atara lain:
1. Inspeksi
Kegiatan
inspeksi meliputi pencegahan atau pemeriksaan secara berkala atau kontinyu dan
peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pencegahan peralatan yang
mengalami kerusakan. Serta membuat laporan untuk bahan pertimbangan pimpinan
perusahaan untuk dapat mengambil keputusan.
2. Kegiatan Teknik
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan
atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan
atau komponen-komponen peralatan yang perlu diganti serta melakukan
penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam
kegiatan ini biasanya termasuk pula kegiatan penelitian sebab-sebab teradinya
kerusakan pada peralatan tertentu dan cara-cara untuk memperbaiki kerusakan.
3. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi ini menupakan kegiatan
maintenance yang sebenarnya yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan
peralatan. Kegiatan produksi ini dimaksud agar kegiatan pabrik dapat dengan
lancar sesuai dengan rencana dan untuk ini diperlukan usaha-usaha perbaikan
segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
4. Pekerjaan Administrasi
Pekerjaan Administrasi ini merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan catatan pencatatan mengenai biaya biaya yang teradi
dalam melakukan pekeriaan pekerjaan maintenance. Jadi dalam kegiatan pencatatan
ini termasuk penyusunan Plenning dan scheduling Yaitu rencana kapan suatu mesin
akan diperiksa dan diservis. Pekerjaan administrasi dari pekerjaan maintenance
yang menjamin adanya catatan mengenai kegiatan yang penting dari bagian maintenance
5. Pemeliharaan Mesin Produksi
Kegiatan pemeliharaan mesin produksi merupakan
kegiatan rutin untuk menjaga agar mesin produksi tetap terpelihara dan terijamin
kebersihanya.
3.5.
Jenis-Jenis Preventive
Preventive maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga yang
menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu di gunakan dalam proses produksi. Preventive maintenance
ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk
dalam unit kritis Sebuah fasilitas atau
peralatan produksi termasuk dalam "critical
unit" apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan
membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekeja, mempengaruhi kualitas
produksi yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan
modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal.
(Assauri, 2004)
Dalam istilah
perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
"Perawatan dan Perbaikan Perawatan yang dimaksudkan sebagai aktifitas
untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan sebagai tindakan untuk
memperbaki kerusakan.di Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekeriaan
perawatan, dapat bagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang
direncanakan (Planned Maintenance)
2. Perawatan yang
tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)
Secara
skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Skema Pembagian Perawatan
3.6.
Bentuk-Bentuk
Maintenace
Adapun bentuk-bentuk maintenance
antara lain meliputi:
1.
Perawatan Preventive (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan Perawatan yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan Preventive). Ruang lingkup pekeriaan preventif termasuk inspeksi, kan
kecil penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama pelumasan dan beroperasi
terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan
Korektif
Adalah
pekejaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/ peralatan sehingga mencapai standar yang dapat meningkatkan kondisi
fasilitas peralatan sehingga mencapai diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatak-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan
menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan
ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekeria. Perawatan beralan
diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani
proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan
untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun
fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan
bantuan panca indra atau alat monitor yang canggih.
5. Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah
terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku
cadang, material, alat-alat dan tenaga kerja.
6. Perawatan
darurat (Emergency Maintanance)
Adalah pekerjaan
perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan
yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebut diatas,
terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis
pekeraan perawatan seperti:
a. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance) Perawatan
dilakukan dengan cara pengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena
harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pcrawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat
cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen
rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
b. Penggantian
yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu pengganti peralatan dengan peralatan yang baru,
berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali
untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan.
Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru.
Cara pengganti ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki
peralatan yang baru dan siap dipakai
3.7.
Strategi Perawatan
Pemilihan program
perawatan akan mempengaruhi kelangsungan
produktifitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara
cermat mengenai bentuk perawatan yang akan
digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya,
keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui
kesulitan-kesulitan diantaranya:
1. Tenaga kerja
yang terampil
2. Ahli teknik
yang berpengalaman
3 Instrumentasi
yang cukup mendukung
4. Kerja sama
yang baik diantara bagian perawatan
Faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi
perawatan
1. Umur peralatan/mesin produksi
2. Tingkat kapasitas pemakaian mesin
3. Kesiapan suku cadang
4. Kemampuan bagian perawatan untuk bekeria
cepat
5. Situasi pasar, kesiapan dana dan
lain-lain
Sistem atau strategi
perawatan yang tidak dirancang akan meningkatkan ketidak sesuaian produk dan
biaya produksi yang terlibat, atau mengubah lingkungan kerja menjadi tidak
aman. Kelancaran proses produksi dipengaruhi oleh sistem atau strategi
perawatan yang diterapkan. Setiap peralatan mesin atau fasilitas yang terlibat
dalam proses produksi pasti akan mengalami keausan dan sehingga suatu saat akan
terjadi kerusakan. (Nasution 2005)