Jumat, 25 Mei 2018

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.       Sejarah Singkat Perusahaan
         PT. PLN (Persero) sektor Nagan Raya berawal dari cikal bakal pembangunan Proyek 10.000 MW penugasan pemerintah kepada PT. PLN (Persero) pada tahun 2006 sesuai perpres RI No. 71 tahun 2006 pada tanggal 5 juli 2006, proyek tersebut terletak di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. Pada akhir tahun 2011 menjelang direncanakannya Commercial On Date baru dibuat Kepdir PT. PLN (Persero) pembentukan pusat listrik di bawah PT. PLN (Persero) Sumatera Bagian Utara sektor pembangkit Lueng Bata yang terletak di Ibu Kota Provinsi  Banda Aceh.
Keputusan direksi selanjutnya muncul pada bulan juli 2012 yang mengubah pusat listrik Nagan Raya menjadi sektor Nagan Raya dan sektor Lueng Bata menjadi pusat listrik sesuai dengan SK Dir No. 285.K/DIR/2012 dan No.28.K/DIR/2012. Pada saat perubahan status tersebut PT. PLN (Persero) sektor pembangkit Lueng Bata baru saja menerima pelimpahan PLTD sewa di Grid 150 KV dari PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh ke PT. PLN (Persero) KITSBU sehingga bertambah dua lokasi lagi yakni PLTD Pulo Pisang dan PLTD Cot Trueng.
Proyek-proyek yang digabungkan menjadi satu kedalam induk Unit Bisnis PT. PLN (Persero) Unit Induk pembangunan pembangkitan Sumatera 1 diantaranya terdiri dari:
1.      PLTU Nanggroe Aceh Darussalam (Nagan Raya) 2x110 MW ;
2.      PLTU Sumatera Utara ( Pangkalan Susu) 2x220 MW ;
3.      PLTU 1 Riau (Bengkalis) 2x10 MW ;
4.      PLTU 2 Riau ( Selat Panjang) 2x7 MW ;
5.      PLTU Kepulauan Riau (Tanjung Balai Karimun) 2x7 MW.



2.2.       Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1.   Visi
         Diakui sebagai pengelola listrik CFB terbaik di indonesia dengan tata kelola ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu pada potensi insani.

2.2.2.   Misi
1.             Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisiensi, andal, dan berwawasan lingkungan.
2.             Menerapkan tata kelola pembangkitan dengan pengimplementasikan EAM dan OPI.
3.             Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.



















2.3.       Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi Sektor Pembangkitan Nagan Raya 2 x 110 MW adalah sebagai berikut:











Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya 2 X 110 MW

2.4.       Sistem Kerja
         Sistem kerja di PT. PLN (Persero) Sektor Nagan Raya meliputi dua macam, yaitu :
1.        Sistem kerja non-shift
Hari kerja non-shift berlaku bagi pegawai yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam seminggu, yaitu hari senin sampai dengan hari jum’at. Adapun jam kerjanya dalam sehari dimulai dari jam 08.00 - 16.30 WIB.

2.        Sistem kerja shift
Hari kerja shift berlaku bagi pegawai operator yang bertugas mengawasi mesin pada semua unit. Jam kerja shift dibagi menjadi 3 (tiga) waktu, yaitu :
-            Pagi          : 08.00 WIB – 16.00 WIB
-            Sore          : 16.00 WIB – 22.00 WIB
-            Malam      : 22.00 WIB – 08.00 WIB

2.5.       Proses Produksi Perusahaan

Gambar 2.2 Siklus Proses Produksi PLTU Nagan Raya 2 X 110 MW

2.5.1. Coal & Ash Handling System
            PLTU Nagan Raya 2 x 110 MW adalah pembangkit listrik  yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar  utamanya.  Untuk memenuhi pasokan batubara sebagai bahan bakar pembangkit diperlukan suatu unit penanganan khusus yang dinamakan unit Coal Handling System.
Unit penanganan batubara (Coal Handling System) PLTU Nagan Raya 2 x 110 MW berfungsi menangani batubara  mulai dari pembongkaran batubara dari kapal tongkang yang bersandar di Jetty menggunakan ship unloader (Portal Slewing Grab Crane) menuju ke area  penimbunan atau penyimpanan di Coal Yard  dan Dry Coal Shed atau pun langsung pengisian ke coal bunker (silo), semua proses pemindahan batubara ini menggunakan belt conveyor. Pada proses unloading batubara terdapat 2 langkah kerja, yaitu:
1.      Proses unloading menggunakan truck
Untuk saat ini proses unloading yang dilakukan pada penerimaan batubara menggunakan truck di karenakan jetty untuk bersandarnya kapal tongkang belum siap digunakan. Penggunaan unloading menggunakan truck dikatakan kurang efisien karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dan waktu yang digunakan untuk unloading lebih panjang.
2.      Proses unloading batubara menggunakan belt conveyor
Pada proses unloading menggunakan belt conveyor, batubara dari tongkang dapat langsung di-transfer-kan ke area penampungan coal yard ataupun ke coal bunker. Proses unloading menggunakan belt conveyor lebih efisien dibandingkan dengan unloading mengunakan truck, dikarenakan waktu yang digunakan lebih cepat dan tidak memerlukan biaya tambahan.

2.5.2.  Water Treatment Plant
          Water Treatment Plant merupakan instalasi pengolahan air baku (air laut) menjadi air demineral atau air yang memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi standar air pengisi boiler. Dimana dalam prosesnya water treatment plant dibagi menjadi 3(tiga) system, yaitu :
1.      Pretreatment System
Pretreatment system merupakan tempat pengolahan air baku sebelum masuk ke desalination plant. Dimana air laut dari Temporary Intake dipompa oleh Sea Water Reinforce Pump menuju Coagulation Precipitation disini ada 3(tiga) injeksi bahan kimia, yaitu :
-          Coagulant (N 3276), Berfungsi untuk membentuk padatan-padatan tersuspensi yang tidak dapat mengendap.
-          Flocculant (N 9901), Berfungsi untuk menggabungkan padatan-padatan tersuspensi yang terbentuk sebelumnya menjadi flok-flok yang dapat mengendap dengan sendirinya.
-          Sodium Hypochlorite (N 3935), Berfungsi untuk membunuh bakteri-bakteri didalam air baku tersebut.
Kemudian air yang keluar dari Coagulation Precipitation akan masuk ke Gravity air scrubbing filter untuk menyaring padatan-padatan yang mungkin terlewat dari Coagulation Precipitation, kemudian air akan ditampung di Sea Water Tank.
2.      Desalination Plant
Desalination Plant merupakan tempat pengolahan air baku yang berasal dari sea water tank menjadi air tawar. Dimana air dari sea water tank dipompa oleh sea water booster pump menuju multimedia filter untuk melalui proses penyaringan, kemudian air yang keluar dari multimedia filter ada 3(tiga) injeksi chemical, yaitu :
Anti Scale (PC 191 T), Berfungsi untuk mencegah terjadinya kerak di membrane RO.
Reducer (N 47027), Berfungsi untuk menurunkan kadar free residual chlorine didalam air tersebut agar tidak melebihi 0,02 ppm untuk mencegah terjadinya oksidasi pada membrane RO.
HCl, Berfungsi untuk menurunkan pH air jika pH air tersebut diatas 8,5. HCl diinjeksi hingga pH air dalam batasan 7-8,5.
Kemudian air akan masuk ke primary cartridge filter untuk menjalani penyaringan lagi, kemudian air akan dipompa oleh HP RO Pump dengan pemberian tekanan tinggi yaitu 3,5 - 4 MPa untuk melewati membrane di SWRO dan produknya akan ditampung di RO Product Tank. Air dari RO Product Tank akan dipompa oleh Feed Pump dan diinjeksi NaOH apabila pH-nya dibawah 7 hingga pH-nya berkisar antara 7-8, air tersebut akan melewati secondary cartridge filter untuk menjalani penyaringan dan dipompa lagi oleh HP RO Pump dengan pemberian tekanan tinggi untuk melewati membrane di BWRO dan produknya ditampung di Raw Water Tank.
3.      Demineralized Plant
Demineralized Plant merupakan tempat pengolahan air tawar menjadi air demineral atau air bebas mineral. Dimana air dari Raw Water Tank dipompa oleh Supply Pump menuju Mixed Bed untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan yang terkandung dalam air tersebut. Dimana didalam Mixed Bed tersebut ada resin kation dan resin anion yang berfungsi untuk menangkap kontaminan yang ada didalam air tersebut hingga Conductivity dibawah 0,2 µS/cm, pH berkisar antara 6-7,5 dan Silika dibawah 0,02 ppm. Kemudian air produknya sebagai produk akhir ditampung di Demin Water Tank.

2.5.3.  Boiler System
          Pada PLTU Nagan Raya 2 X 110 MW proses pembakarannya menggunakan boiler CFB (Circulating Fluidizing Bed), boiler ini tidak menggunakan Mill Pulverizer dan memiliki ukuran diameter batubaranya sekitar 30 mm dan dilengkapi dengan 2 Cyclone Separator. Fungsi Cyclone Separator adalah untuk memisahkan fly ash yang digunakan untuk memanaskan superheater, economizer dan air heater sebelum dibuang melalui stack setelah melewati electrostatic precipitator untuk menyaring gas buang yang berbahaya bagi lingkungan dan partikel yang tidak terbakar untuk dikembalikan lagi ke ruang bakar furnace. Fly Ash tersebutlah yang digunakan untuk memanaskan sebagian besar superheater, economizer dan air heater. Boiler tipe ini juga merupakan boiler tipe minus (-) karena hanya menggunakan Induced Draft Fan tanpa menggunakan Force Draft Fan. Selain Induced Draft Fan, juga terdapat Primary Air Fan yang berfungsi sebagai udara yang menerbangkan bed material agar terjadinya sistem fluidizing, Secondary Air Fan yang berfungsi sebagai udara bakar di dalam furnace, dan juga memiliki High Pressure Fluidizing Air Fan yang berfungsi sebagai aliran udara untuk mengembalikan bed material yang terbawa ke cyclone agar kembali lagi ke furnace.



2.5.4.  Turbine System
          Pada turbine system terdapat sistem open cycle, yaitu sistem pendingin terbuka. Sistem ini berfungsi sebagai pendingin kondensor, yaitu untuk mengkondensasikan uap yang telah memutar turbin. Uap yang telah dikondensasikan di tampung di hotwell. Air demin di hotwell di pompakan oleh condensate pump menuju ke deaerator untuk menghilangkan kadar O2 dengan melewati gland steam condensor, low pressure heater 7, 6, 5 dan 4. Dari deaerator air di pompakan ke boiler drum oleh boiler feed water pump dengan melalui high pressure heater 2, 1 dan economizer.
Steam yang telah dipanaskan di boiler kemudian dialirkan menuju turbin untuk memutar turbin. Sebelum mencapai turbin, steam terlebih dulu melewati main stop valve dan governor valve yang berfungsi untuk mengatur aliran steam yang masuk ke dalam turbin. Steam yang masuk kedalam turbin akan memutar High Pressure turbine dan di alirkan lagi ke Low Pressure turbine, kemudian steam akan masuk ke condensor untuk kondensasikan lagi menjadi fasa cair dan ditampung di hotwell.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar