Jumat, 25 Mei 2018

BAB 3 LANDASAN TEORI


BAB 3
LANDASAN TEORI

3.1.       Pengertian Preventive Maintenance
          Preventive maintenance merupakan salah satu faktor pendukung bagi kelangsungan proses produksi. Dengan kata lain preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan. Preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan unit kritis.
          Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima (Corder 1992)
          Kegiatan Preventive merupakan rangkaian aktifitas yang bersifat pemeriksaan atau inspeksi yang dilakukan secara berkala dengan tujuan mencegah terjadinya kegagalan fungsi atau kerusakan pada mesin. Kegagalan fungsi atau kerusakan tersebut mengakibatkan adanya gangguan terhadap proses produksi atau operasional suatu kegiatan usaha. Perawatan preventive bertujuan untuk membangun sistem agar kerusakan potensial, pergantian dan perbaikan mesin dapat dicegah. (Hadoko 1984)
          Prinsip utama dari preventive maintenance adalah perawatan, perawatan mengenai mesin-mesin produksi dan peralatan produksi lainnya. Didalam pelaksanaan preventive maintenance meliputi perawatan dan perbaikan, akuratnya perawatan dan perbaikan yang diberikan tercapai sesuai dengan yang yang diharapkan antara lain meliputi:


1.       Pengecekan atau Pemeriksaan
Pengecekan alat produksi dilakukan secara rutin setiap hari bertunut-turut Pengecekan dilakukan di pagi hari di saat alat-alat produksi dalam keadaan stanbay atau sebelum bekerja

2.       Perbaikan
Perbaikan dilakukan jika terdapat alat-alat produksi yang nusak. Perbaikan biasanya dilakukan sesudah masalah berada dengan pencegahan yang dilakukan sebelum alat rusak.

3.       Penggantian
Penggantian dilakukan pada alat yang tidak bisa dipakai lagi (rusak), mengganti dengan yang baru adalah jalan terakhir, jika alat tersebut tidak bisa diperbaiki lagi.

3.2.       Sarana Preventive Maintenance
          Kegiatan maintenance yang dilakukan dalam suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance.  Antara lain:
1.             Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi sedang berjalan.

2.             Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan (Trouble) sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan ini sering disebut sebagai reparasi atau perbaikan. Jadi dalam hal ini kegiatan maintenance sifatnya menunggu sampai kerusakan teriadi, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari kegiatan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau perawatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi berjalan lancar kembali.

          Secara pintas dapat dilihat bahwa Preventive Maintenance lebih murah biayanya dari pada corective maintenance. Untuk mesin-mesin produksi yang mahal, terbukti preventive maintenance lebih menguntungkan dari corrective maintenance (Ansauri, 1999)

3.3.       Tujuan Preventive Maintenance
          Semua mesin pada dasarnya memerlukan pemeliharaan yang sama. Dalam operasi pada umumnya pekerja yang utama yang harus dilakukan adalah membutuhkan dan mengganti bagian-bagian yang sudah rusak. oleh karenanya, sangat di inginkan bahwa alat yang cocok itu disediakan (stok godang)

          Prosudur pemeliharaan dapat dikelompokan menjadi 4 bagian yaitu Pembersihan, Penyetelan, Perbaikan dan penggantian. Sifat dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur ini tergantung pada system pemeliharaan yang dipakai sehubungan dengan dua prosedur yang terakhir. Dalam industri besar, perbaikan bagian alat yang rusak didalam industri besar itu sendiri biasanya akan menghemat biaya dan waktu.
          Tujuan dan Pentingnya perawatan adalah menjaga proses produksi agar bejalan dalam kondisi optimum. optimum disini berarti dapat memenuhi permintaan yang diterima dengan memperhatikan estimasi biaya yang diperlukan. (Nasution 2005)

3.4.       Tugas-Tugas dari Maintenance
          Tugas-tugas dari maintenance dapat digolongkan dalam 5 (lima) tugas pokok atara lain:
1.       Inspeksi
Kegiatan inspeksi meliputi pencegahan atau pemeriksaan secara berkala atau kontinyu dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pencegahan peralatan yang mengalami kerusakan. Serta membuat laporan untuk bahan pertimbangan pimpinan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan.

2.       Kegiatan Teknik
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen-komponen peralatan yang perlu diganti serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan ini biasanya termasuk pula kegiatan penelitian sebab-sebab teradinya kerusakan pada peralatan tertentu dan cara-cara untuk memperbaiki kerusakan.

3.       Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi ini menupakan kegiatan maintenance yang sebenarnya yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Kegiatan produksi ini dimaksud agar kegiatan pabrik dapat dengan lancar sesuai dengan rencana dan untuk ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

4.       Pekerjaan Administrasi
Pekerjaan Administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan catatan pencatatan mengenai biaya biaya yang teradi dalam melakukan pekeriaan pekerjaan maintenance. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan Plenning dan scheduling Yaitu rencana kapan suatu mesin akan diperiksa dan diservis. Pekerjaan administrasi dari pekerjaan maintenance yang menjamin adanya catatan mengenai kegiatan yang penting dari bagian maintenance

5.       Pemeliharaan Mesin Produksi
Kegiatan pemeliharaan mesin produksi merupakan kegiatan rutin untuk menjaga agar mesin produksi tetap terpelihara dan terijamin kebersihanya.
3.5.       Jenis-Jenis Preventive
          Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga yang menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu di gunakan dalam proses produksi. Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk dalam unit kritis  Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam "critical unit" apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekeja, mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal. (Assauri, 2004)
          Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah "Perawatan dan Perbaikan Perawatan yang dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah  perbaikan sebagai tindakan untuk memperbaki kerusakan.di Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekeriaan perawatan, dapat bagi menjadi dua cara:
1.       Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)
2.       Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)
         
          Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Skema Pembagian Perawatan
3.6.       Bentuk-Bentuk Maintenace
          Adapun bentuk-bentuk maintenance antara lain meliputi:
1.             Perawatan Preventive (Preventive Maintenance)
          Adalah pekerjaan Perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan Preventive). Ruang lingkup pekeriaan preventif termasuk inspeksi, kan kecil penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama pelumasan dan beroperasi terhindar dari kerusakan.

2.       Perawatan Korektif
          Adalah pekejaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/ peralatan sehingga mencapai standar yang dapat meningkatkan kondisi fasilitas peralatan sehingga mencapai diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatak-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

3.       Perawatan Berjalan
          Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekeria. Perawatan beralan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

4.       Perawatan Prediktif
          Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat monitor yang canggih.




5.       Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
          Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerja.

6.       Perawatan darurat (Emergency Maintanance)
          Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebut diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekeraan perawatan seperti:
          a.       Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance) Perawatan dilakukan dengan cara pengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pcrawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.

          b.       Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement) Dengan telah ditentukan waktu pengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara pengganti ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap dipakai





3.7.       Strategi Perawatan
          Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktifitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan diantaranya:
1.       Tenaga kerja yang terampil
2.       Ahli teknik yang berpengalaman
3        Instrumentasi yang cukup mendukung
4.       Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan

Faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan
1.       Umur peralatan/mesin produksi
2.       Tingkat kapasitas pemakaian mesin
3.       Kesiapan suku cadang
4.       Kemampuan bagian perawatan untuk bekeria cepat
5.       Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain

Sistem atau strategi perawatan yang tidak dirancang akan meningkatkan ketidak sesuaian produk dan biaya produksi yang terlibat, atau mengubah lingkungan kerja menjadi tidak aman. Kelancaran proses produksi dipengaruhi oleh sistem atau strategi perawatan yang diterapkan. Setiap peralatan mesin atau fasilitas yang terlibat dalam proses produksi pasti akan mengalami keausan dan sehingga suatu saat akan terjadi kerusakan. (Nasution 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar