BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perawatan
mesin sangat penting untuk operasional pabrik. Dengan mesin yang bekerja
optimal maka proses produksi bisa berjalan dengan lancar, karena itulah
perawatan mesin sangat diperlukan untuk mesin di pabrik, perakitan alat
industri dan berbagai jenis permasalahan dalam industri maupun perusahaan
lainnya. Sebenarnya dalam setiap usaha terutama bidang industri perawatan mesin
ini sangat diperlukan. seorang manajer tentu membutuhkan beberapa orang yang
ahli mesin untuk manajemen pemeliharaan mesin pabrik. Karena aktivitas tetap
berupa mesin ini sangat berpengruh dalam produksi sehingga perusahaan mau tak
mau harus mencari tenaga yang ahli dalam permesinan.
Manajemen
perawatan sangatlah diperlukan dan mempunyai peran yang sangat akurat bagi sebuah perusahaan, mengingat
dalam dunia industri kegiatan
produksi tak lepas
dari penggunaan alat-alat
atau mesin-mesin sebagai
pendukung opersionalnya. Mesin – mesin tersebut akan beroperasi sesuai dengan
semestinya bila didukung oleh standar operasional dan perawatan yang benar.
Guna mendukung
kelancaran operasional, maka diperlukan suatu manajemen perawatan
yang meliputi dari perawatan ringan (pemeriksaan pelumasan, dll) sampai
kepada perawatan yang
berat (penggantian komponen dan overhoul). Manajemen perawatan yang baik
mendukung kinerja perawatan mesin menjadi efektif dan efisien serta akan dapat
meminimalkan kerusakan-kerusakan yang terjadi selama proses operasi.
Menurut Gaspersz
(1992), perawatan merupakan
suatu kegiatan yang diarahkan
pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi,
sehingga dari sistem itu dapat
diharapkan menghasilkan output
sesuai dengan yang dikehendaki.
Manajemen
perawatan yang terpadu pada departemen perawatan produksi akan dapat
memaksimalkan kelancaran produksi,
karena dengan diketahuinya jenis – jenis kerusakan setiap komponen mesin
pada saat perawatan dapat diambil tindakan pencegahan ataupun tindakan lain yang sebaiknya dilakukan.
Tindakan yang tepat
dalam penanganan kerusakan mesin dapat meminimalkan biaya yang ditimbulkan karena mesin berhenti
beroperasi (downtime). Berdasarkan
kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip
utama dalam manajemen
sistem perawatan adalah untuk
menekan periode kerusakan
(breakdown period) sampai
batas minimum, maka keputusan penggantian komponen sistem berdasarkan “downtime” minimum menjadi sangat
penting. (A. S. Corder, 1996, Hal. 4)
PT.
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sudah beroperasi secara
komersil sejak tahun 2013. PLTU ini memiliki 2 (dua) unit pembangkit listrik
yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar untuk memproduksi uap, dimana uap
ini akan digunakan untuk memutar turbin uap yang sudah terkopel dengan
generator listrik sehingga dihasilkan listrik yang akan ditransmisikan melalui
saluran udara tegangan tinggi 150 KV menuju gardu induk-gardu induk yang
tersedia di setiap pelosok Aceh untuk kemudian di distribusikan lagi ke para
konsumen melalui saluran udara tegangan rendah. Unit PLTU ini berkapasitas
terpasang 2 X 110 MW.
Turbin uap merupakan
suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energikinetik dan
selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Pada dasarnya turbin
uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang merupakan
komponen utama pada turbin kemudian di
tambah komponen lainnya yang meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja
turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari
fluida kerjanya yang bertambah akibat penambahan energi termal.
Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik melakukan preventive maintenance di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Nagan Raya 2 X 110 MW. Pengamatan dilakukan dengan cara observasi yang akan
ditulis dalam bentuk laporan kerja praktek yang Berjudul “ Preventive Maintanance Pada Turbine Dan Alat Bantu Turbine Uap Unit 1 di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya 2 X 110 MW”.
1.2.
Rumusan Mas alah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
permasalahan pada PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan
Raya 2 X 110 MW adalah meninjau kegiatan preventive maintanace pada turbine dan alat bantu agar dapat
memperpanjang terjadinya breakton.
1.3. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek
ini adalah:
1. Mengidentifikasi kegiatan Preventive Maintenance di unit turbine
2. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan Preventive Maintenance di perusahaan PT.
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya 2 X 110 MW
3. Meningkatkan
pengalaman di dunia kerja
1.4.
Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari
penulisan laporan kerja praktek ini adalah:
1.
Bagi
Penulis
Bagi penulis, sebagai sarana
mengaplikasikan ilmu-ilmu teknik industri yang diperoleh selama menjalani
perkuliahan serta menambah pengalaman dalam memahami dunia kerja.
3.
Bagi
perusahaan, hasil laporan kerja praktek ini dapat menjadi masukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus dapat melihat keadaan perusahaan dari
sudut pandang mahasiswa.
4.
Memperoleh
suatu keterampilan dalam
penguasaan pengerjaan.
5.
Dapat
mengumpulkan
data dari lapangan guna menyusun laporan kerja
praktek.
1.5.
Ruang Lingkup Kerja Praktek
Ruang
lingkup kerja praktek ini meliputi dua hal, yaitu batasan masalah dan asumsi
yang digunakan diantaranya yaitu :
1.5.1.
Batasan
Masalah
Agar laporan kerja praktek ini
terarah dan pembatasan tidak menyimpang dari tujuan penulisan maka dilakukan
pembatasan masalah diantaranya yaitu:
1. Pengamatan ini dilakukan hanya pada unit
turbin.
2. Masalah yang dilakukan hanya preventive
maintenance
1.5.2.
Asumsi
yang Digunakan
Adapun asumsi yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Karyawan bekerja
pada kondisi normal
atau tidak mempertimbangkan faktor psikologis.
2. Tidak ada
perubahan kondisi kerja.
3. Tenaga
kerja tetap.
1.6. Sistematika Penulisan
Adapun
sistematika penulisan laporan kerjapraktek ini yang terdiri dari lima bab
dengan sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan hal yang berkaitan
dengan kerja praktek seperti Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Batasan
Masalah, Asumsi yang digunakan, Sistematika Penulisan dan Waktu Pelaksanaan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab
ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yang mencakup sejarah singkat
perusahaan, visi-misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, sistem kerja
dan proses produksi perusahaan.
BAB 3 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan
mengenai, teori yang menunjang laporan kerja praktek.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai, hasil dan
pembahasan dari preventive maintenance yang dilakukan pada pada unit turbin PT.
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya 2 X 110 MW.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab
ini menjelaskan mengenai, Kesimpulan dan saran
1.7. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan kerja praktek ini
dilaksanakan pada:
Tanggal : 11 April 2018 s/d 11 Mei
Tempat : PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Nagan Raya 2 X 110 MW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar